Tukang ronda dan tiang listrik

Saya terkadang bingung.. tukang  ronda ditempat saya selalu aja kalau mulai dari jam 12 malam sampai jam 5 subuh memukul tiang listrik.. kasian tiang listriknya, ngga punya salah apa-apa main pukul sembarangan aja.. untung tiang listriknya ditempat saya sabar, takutnya tiang listriknya ngelaporin tukang ronda kepolisi. kalaupun tujuan tukang ronda ingin memberitahu jam berapa sekarang ngga usahlah mukul-mukul tiang listrik, secara zaman sekarang jam ada aja dikamar atau dihandphone. Emang sih tujuan tukang ronda sangat mulia, tapi ngga ada cara lain, misalnya teriak sekenceng-kencengnya “bapa-bapa udah jam 12 ayo tidur, kalo ngga tidur saya aja yang nidurin istrinya!” ini kalau memberitahu kepada bapak-bapak sekitar kalau untuk ibu-ibunya “ibu-ibu, udah jam 12 ayo tidur, kalau ngga tidur saya aja yang nidurin bapaknya!” otomatiskan ibu-ibunya takut kalau suaminya jadi homo akibat si tukang ronda.

saya takut banget kalau aja tiang listriknya sakit atau mati gara-gara kekerasan yang dilakukan oleh tukang ronda, kalau dia sakit siapa yang ngegantian dia jadi tiang listrik? Masa saya yang harus menggantikan dia sebagai tiang listrik. Saya aja takut banget sama listrik, takutnya bukan sama kesetrumnya tapi takut kalau ketahuan kata-kata apa yang saya keluarkan ketika kesetrum, biasanya kata-kata yang keluar dari mulut saya kalau kesetrum “Aw atit beuddhhzz”. Coba aja  kalau tiang listriknya mati, siapa yang memandikan, mengafani, menshalatkan,  dan menguburkan dia? kasian juga kan keluarga tiang listriknya, mereka-mereka juga kan yang repot.

Padahal tiang listrik ditempat saya itu sangat baik loh!! Kenapa saya mengatakan dia baik? Karena dia rela kepanasan, kedinginan dan kehujanan tetap aja dia berdiri disitu memegang tali listrik yang bertegangan tinggi.. bego bangetkan tukang ronda ditempat saya!! Saya ingin sekali nanyain tukang ronda seperti ini sambil marah-marah “apa salah dia sih sehingga anda memukuli dia setiap tengah malam sampai subuh?!! Padahalkan dia udah baik udah rela-rela megangin tali listrik ditempat kita!!” takutnya dijawab begini “ngapain mas belain tiang listrik ini! Saya sebel aja mas, dari kemarin sampai sekarang dia diam aja dipinggir jalan, kalau mau nyeberang nyeberang aja.. ngga usah diam dipinggir jalan, ya saya pukul aja mas tiang listriknya agar dia ngga ngulangin lagi, eh dia ngga peka!!”
Mungkin tukang ronda itu memerlukan teman malam sehingga dia mukul-mukul tiang listrik agar dia bangun.. “woooyyy tukang ronda bego!! Sampai kiamat pun tiang listriknya gak akan bangun-bangun!!”

Pesan saya : buang lah sampah pada tempatnya, kalau tempatnya tidak ada. Simpan lah sampahnya (apabila anda menyimpan sampah maka anda lah tempat sampahnya).